Haruslah diketahui, diabetes mellitus atau kencing manis adalah suatu
penyakit yang amat serius, yang bahkan seringkali berakibat dengan
kematian. Diabetes bukan penyakit baru. Sejak 1552 SM penyakit yang
ditandai dengan seringnya buang air kecil dalam jumlah banyak serta
penurunan berat badan yang drastis ini, sudah dikenal dan disebut dengan
istilah Poliuria. Tahun 400 SM, seorang penulis India Sushratha menamainya "penyakit kencing madu". Nama diabetes mellitus (diabetes = mengalir terus, mellitus
= manis) akhirnya diberikan oleh Aretaeus sekitar 200 tahun sebelum
Masehi. Untungnya, sebenarnya diabetes termasuk golongan penyakit yang
dapat dikontrol. Namun sayangnya, justru kebanyakan para penderita
diabetes tidak tahu tentang hal ini sehingga akibatnya menjadi sangat
fatal. Selama ini wabah kencing manis ( lebih dari 90% kasus) banyak
terjadi pada kelompok usia baya dan tua. Namun , sekarang kencing manis
juga banyak menimpa anak, remaja dan warga kurang mampu. Penyebabnya
bisa jadi antara lain karena kurang gerak dan menu kebaratan-baratan.
Kendati tidak bisa disembuhkan , penderita diabetes sebenarnya bisa
hidup normal . Caranya adalah mengontrol penyakit ini dengan melakukan
kontrol kadar gula darah disertai diet dan olahraga yang teratur.
Diabetes tergolong penyakit menahun, bahkan tidak jarang pasien
penderita kencing manis bergantung obat sepanjang hidupnya. Padahal obat
sendiri membawa dampak ekonomi selain efek samping tentunya. Oleh
karena itu tidak heran banyak penderita diabetes melirik penggunaan
tanaman obat untuk mengontrol kadar gula dalam darahnya. Beberapa
tanaman obat antidiabetes yang selain telah digunakan secara tradisional
juga telah diteliti secara ilmiah diantaranya adalah :
1. Buah Pare ( Momordica charantia)
Buah pare ini telah lama dipakai sebagai obat di Cina sejak
tahun 1578. Selain secara tradisional sebagai tonikum, obat batuk, obat
antimalaria, penambah nafsu makan dan penyembuh luka, ratusan riset
telah dilakukan diberbagai negara untuk mengetahui efek buah pahit ini
terhadap kadar gula darah. Hasil riset yang telah dilakukan di berbagai
negara tersebut ternyata mempertegas khasiat buah pare sebagai
antidiabetes. Buah pare yang belum masak banyak mengandung saponin,
flavonoid dan polifenol (antioksidan kuat) serta glikosida kukurbitasin,
momordisin dan karantin. Pada hewan coba, dapat diketahui bahwa efek
pare dalam menurunkan kadar gula darah adalah dengan cara mencegah usus
menyerap gula yang dimakan. Selain itu pare juga diduga mempunyai
senyawa yang mirip sulfonylurea (obat antidiabetes yang palin
tua dan banyak dipakai). Obat jenis ini menstimulir sel beta pancreas
tubuh untuk memproduksi insulin lebih banyak. Efek pare dalam menurunkan
gula darah pada kelinci diperkirakan juga serupa dengan mekanisme
insulin.
Dosis yang sering dipakai untuk mengatasi diabetes adalah
dengan mengkonsumsi 50-60 ml jus buah pare sehari. Penggunaan dosis yang
lebih tinggi dari buah pare ini dapat mengakibatkan sakit perut dan
diare. Juga perlu dipertimbangkan apabila penggunaanya digabung dengan
obat antidiabetes dari dokter. Sedangkan bagi para ibu hamil, anak-anak
dan orang-orang yang kadar gulanya cenderung rendah, tidak dianjurkan
karena bisa membahayakan.
2. Bawang Merah dan Bawang Putih (Allium cepa dan Allium sativum)
Bawang merah dan bawang putih yang biasa dikenal sebagai
bahan bumbu dapur ternyata mempunyai khasiat dapat menurunkan kadar gula
dalam darah. Senyawa dalam bawang yang dipercaya mempunyai khasiat itu
adalah allyl propil disulphide (APDS) dan diallyl disulphide oxide
(Allicin), meskipun tentunya senyawa lain seperti flavonoid juga ikut
berperan. Dari percobaan dilaboratorium didapatkan hasil bahwa APDS
menurunkan kadar gula dalam darah dengan cara berkompetisi di liver,
sehingga dapat meningkatkan jumlah insulin bebas. Ekstrak bawang merah
diketahui dapat menurunkan kadar gula dalam darah, baik bila dikonsumsi
secara oral maupun bila diberikan secara injeksi intraperitonial. Dari
pengamatan dapat diketahui bahwa bawang sudah dapat memberikan efek yang
menguntungkan bagi penderita diabetes apabila dikonsumsi setiap hari
sekitar 25 – 200 mg. Hasil penelitian bahkan memberikan efek yang sama
apabila bawang tersebut dikonsumsi dalam bentuk mentah ataupun dimasak.
Selain itu, mengkonsumsi bawang merah dan bawang putih juga memberikan
efek yang bagus terhadap system kardiovaskular, diantaranya adalah
dapat menurunkan kadar lemak serta dapat berkhasiat antihipertensi. Jadi
mengkonsumsi bawang merah ataupun bawang putih sangatlah dianjurkan
bagi para penderita diabetes.
3. Jamblang/juwet ( Syzygium cuminii)
Anda pasti tidak menyangka bukan bahwa tanaman juwet atau
jamblang atau dalas, plum jawa, anggur sepet mempunyai setumpuk manfaat
yang berguna bagi kesehatan manusia. Tanaman ini mempunyai
bermacam-macam varietas. Varietas yang sudah dibudidayakan mempunyai
buah yang lebih besar, biasanya sebesar biji rambutan, warnanya biru
keunguan. Umum dikenal dengan nama jamblang biasa atau jamblang ireng.
Diasamping yang berwarna hitam dan biru, ada pula varietas yang buahnya
ungu atau putih.
Jamblang yang berbuah putih (jamblang bawang) inilah yang
merupakan obat tradisional yang mujarab untuk melawan penyakit kencing
manis. Biji jamblang dipercaya mampu mempercepat penyembuhan luka pada
penderita diabetes. Hal ini diduga karena adanya zat glukosida phytomellin dalam biji jamblang yang mampu mengurangi kerapuhan pembuluh darah kapiler. Berkat kandungan phytomelin biji juwet/jamblang ini , maka kerapuhan tubuh dapat diatasi dan luka yang ada bisa cepat sembuh. Kandungan alpha phytosterol
dari biji jamblang juga mampu melibas gejala yang sering dialami oleh
penderita diabetes seperti rasa cepat capai dan kekurangan tenaga. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa biji juwet mempunyai efek hipoglikemia
yang signifikan. Hal ini akan dapat menurunkan kadar gula dalam darah,
selain itu biji jamblang juga diketahui dapat menurunkan kadar gula
dalam air seni.
Secara tradisional untuk mengatasi diabetes, anda dapat
mengkonsumsinya dengan aturan pakai : 7 biji jamblang bawang segar,
tumbuklah hingga halus dan kemudian rebus dengan 2 gelas air. Air
rebusan ini dapat anda bagi untuk mengkonsumsinya menjadi 3 kali sehari.
Pemberian ramuan ini biasanya berlangsung antara 2-3 hari, apabila
badan sudah merasa segar, tidak lesu dan kekurangan tenaga lagi atau
dalam artian kadar gula anda stabil/normal anda bisa menghentikan
pengobatan.
4. Biji Klabet ( Trigonella foenum-graecum)
Meskipun biji klabet ini secara tradisional banyak dipakai
untuk mengatasi berbagai macam penyakit, tetapi umumnya penelitian
terhadap tanaman ini lebih difokuskan terhadap khasiatnya sebagai
antidiabetes ataupun untuk menurunkan kolesterol. Dari hasil penelitian
awal memperlihatkan bahwa terhadap penderita diabetes tipe 2 ( tidak
tergantung insulin), biji klabet dapat menurunkan kadar gula serta
memperbaiki segala problem yang berhubungan dengan tingginya kadar gula
dalam darah. Problem itu diantaranya meliputi seringnya kencing, rasa
haus pada malam hari, sakit pada saraf serta infeksi kulit. Hanya satu
penelitian yang melaporkan bahwa biji klabet ini juga dapat memperbaiki
kadar gula bagi para penderita diabetes tipe 1 (tergantung insulin).
Senyawa aktif yang bertanggung jawab untuk mengatasi diabetes dari biji
tanaman ini diduga adalah trigonelline alkaloid, asam nikotinat serta
kumarin.
Pemakaian biji klabet secara tradisional, dianjurkan agar
tidak lebih dari 12 minggu. Selain takut timbul efek yang tidak
diinginkan, hal ini juga karena penelitian tentang mengkonsumsi biji
klabet untuk jangka panjang belum selesai dilakukan. Dosis yang biasa
dipakai untuk penderita diabetes tipe 1 (tergantung insulin) usia diatas
18 th adalah 50 gr biji klabet, 2 kali sehari yang dikonsumsi secara
oral. Sedang bagi penderita diabetes tipe 2 (tidak tergantung insulin)
adalah 2,5 gram serbuk biji klabet, dua kali sehari secara oral. Bagi
penderita diabetes yang usianya dibawah 18 th serta bagi para ibu hamil
dan menyusui, tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi ramuan ini, karena
dosis dan keamanannya belum diteliti.
Kehati-hatian harus diperhatikan terutama bagi yang mempunyai
alergi terhadap biji klabet. Beberapa efek samping pernah dilaporkan
akibat pemakaian biji klabet ini , misalnya terjadi diare, rasa malas
dan mengantuk, muka bengkak dll, walau sebenarnya hal ini jarang
terjadi.
Nah, dari uraian diatas, bisa kita lihat ada beberapa macam
tanaman obat yang dapat dipilih oleh anda para penderita diabetes. Yang
harus selalu diingat adalah berkonsultasilah selalu dengan dokter anda.
Hal ini dikarenakan adanya efek gabungan dari tanaman obat tersebut
dengan obat modern yang berasal dari dokter anda. Adanya efek gabungan
ini , apabila tidak dikontrol bisa mengakibatkan kadar gula dalam darah
turun drastis, yang mana hal ini justru juga bisa berakibat fatal.
Dengan usaha diatas, ditambah dengan diet makanan yang terkontrol serta
olahraga yang teratur, semoga penyakit diabetes ini dapat anda
kendalikan.
Credit By:
Dr. Wiwied Ekasari, Apt.MSi
Dept. Farmakognosi dan Fitokimia
Fak. Farmasi Unair
(Dari berbagai sumber)
Dept. Farmakognosi dan Fitokimia
Fak. Farmasi Unair
(Dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar