Rabu, 12 Maret 2014

Akibat Diabetes Dianggap Remeh





Jakarta, Diabetes adalah penyakit yang tidak bisa diremehan tanpa penanganan. Meskipun tidak bisa sembuh, namun diabetes bisa dikontrol. Jika diabetes dibiarkan terlalu lama, maka akan menjadi semakin parah dan muncul penyakit komplikasi lainnya.

Salah satu turunan dari diabetes yang cukup fatal adalah peripheral arterial disease (PAD) atau penyakit pembuluh darah tepi. Penyakit ini diawali dengan sumbatan pada pembuluh darah, biasanya di kaki. Pasien diabetes yang kakinya mengalami PAD ini seringkali disebut dengan kaki diabetik.

"Pembuluh darah tersumbat, aliran darah menurun, kadar oksigen dalam darah pun berkurang. Jadinya organ (kaki) tidak berfungsi dengan baik. Awalnya bisa terasa baal atau mati rasa. Kemudian terluka, lukanya tidak sembuh-sembuh. Bahkan lukanya bisa semakin parah, meluas, dan busuk. Karena aliran darah tidak lancar, sehingga tidak terjadi proses penyembuhan," papar dr Em Yunir, SpPD-KEMD, Kepala Divisi Metabolik Endokrinologi Departemen IPD FKUI/RSCM dalam seminar ‘Kaki Diabetik, Haruskah Selalu Diamputasi?’ di ruang Esquire Hotel Mandarin Oriental, Jl MH Thamrin, Jakarta, dan ditulis pada Kamis (31/10/2013).

Menurut dr Em Yunir, ada beberapa faktor risiko PAD yang dapat diwaspadai para pasien diabetes. Pertama, laki-laki lebih berisiko mengalami PAD daripada perempuan. Kedua, risiko PAD meningkat 2 kali setiap pertambahan usia 10 tahun. Ketiga, penyakit hipertensi dan kolesterol juga meningkatkan risiko 2 kali lebih besar untuk terjadinya PAD.

Saat ditanya alasannya, dr Em Yunir menjawab, "Sebab bukan hanya gula darah tidak bagus, tapi setelah bertahun-tahun dibiarkan penyakitnya semakin rumit. Terjadi gangguan kapiler, sistem imun menurun, malnutrisi, dan lain-lain."

Sementara itu ada beberapa pilihan bagi tim dokter saat menangangi pasien diabetes dengan PAD. Yang jelas, menurut dr Em Yunir, tujuannya adalah membersihkan infeksi dan jaringan luka akibat PAD. Pilihan tersebut antara lain dengan membuka aliran pembuluh darah yang tersumbat, bisa dengan cara bypass ataupun kateterisasi (ballooning).

Selain itu dapat pula dengan memotong bagian yang terinfeksi, lalu menanamkan stemcell untuk merangsang pertumbuhan jaringan baru. Pilihan terakhir adalah amputasi. Amputasi dilakukan apabila infeksi sudah terlalu parah hingga ke seluruh kaki, dan upaya bypass dan kateterisasi tidak dapat menolong.

"Intinya adalah membuang jaringan mati sebanyak mungkin, sesegara mungkin. Sebab jaringan yang rusak itu banyak bakterinya. Selain membuat tidak bisa tumbuh jaringan baru, infeksi akan meluas. Kecepatan penyebaran infeksi orang diabetes jauh lebih cepat daripada orang sehat. Karena pembuluh darahnya terganggu, imunitas rendah, dan lukanya susah sembuh," papar dr Em Yunir.


Credit By : http://detik.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar